Oleh: DR. dr. Hisnindarsyah Sp.KL Subsp. KT(K), SE M.Kes MH , C.FEM, FISQua, FRSPH
Saat kita membaca atau mendengar kisah dari Gaza, hati kita tak hanya dipenuhi oleh kesedihan, namun juga kekaguman. Kekaguman kepada semangat abadi rakyat Palestina yang terus berjuang di tengah cobaan yang tiada henti. Mereka mengajarkan kita bahwa keberanian dan keteguhan bukanlah hanya sekedar kata-kata, melainkan sebuah prinsip hidup yang dijiwai dengan keikhlasan dan harapan.
Palestina, sebuah tanah yang selalu diperebutkan, namun juga menjadi simbol ketabahan. Generasi demi generasi di Palestina tumbuh dengan mendengar cerita penderitaan, namun bukan berarti mereka tumbuh dengan kebencian. Sebaliknya, banyak dari mereka yang memilih jalan cinta, perdamaian, dan pengertian. Mereka mengerti bahwa kebencian hanya akan menimbulkan lebih banyak kebencian, sementara cinta dan perdamaian adalah jalan satu-satunya untuk mencapai solusi yang adil bagi semua pihak.
Sebagai seorang pembelajar, saya sering kali merenung tentang bagaimana para ahli Sufi melihat dunia ini sebagai tempat ujian dan pembelajaran. Salah satu pesan yang selalu saya dengar adalah bagaimana kita harus melihat setiap cobaan sebagai peluang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengembangkan rasa empati kepada sesama.
Rumi, seorang penyair dan ahli sufi terkenal, pernah berkata: "Luka adalah tempat cahaya masuk." Dalam konteks Palestina, luka yang mendalam yang dirasakan oleh rakyatnya menjadi sumber cahaya, menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk berjuang demi keadilan dan kedamaian. Luka itu mengajarkan kita tentang arti kehidupan, tentang bagaimana kita seharusnya bersikap di tengah ketidakadilan, dan bagaimana kita harus memilih jalan cinta meskipun dikelilingi oleh kebencian.
Saya prihatin melihat berita tentang kehancuran yang terjadi di Gaza dan bagaimana banyak nyawa yang hilang sia-sia. Namun, saya juga percaya bahwa setiap doa yang kita panjatkan untuk Palestina, setiap tindakan kecil yang kita lakukan untuk mendukung perdamaian, dan setiap upaya kita untuk menyebarkan kesadaran tentang situasi di sana, memiliki dampak yang positif.
Kedamaian bukanlah hanya sebuah kata, melainkan sebuah kebutuhan. Kita semua berhak untuk hidup dalam damai, untuk tumbuh dan berkembang tanpa rasa takut. Palestina bukan hanya simbol perjuangan, namun juga simbol harapan. Harapan bahwa suatu hari nanti, semua pihak dapat duduk bersama, menemukan solusi yang adil, dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi yang akan datang.
Sebagai penutup, saya ingin mengajak kita semua untuk meluangkan waktu, meskipun hanya sebentar, untuk memanjatkan doa bagi Palestina. Doa agar Tuhan melindungi mereka, memberikan kekuatan untuk terus berjuang, dan menerangi hati semua pihak agar dapat menemukan jalan keadilan dan perdamaian.
"Ya Allah, peluklah saudara-saudara kita di Palestina dengan kasih dan perlindunganMu. Berikanlah mereka kekuatan untuk terus berdiri teguh, dan cahayakanlah hati mereka dengan harapan. Ya Allah, jadikanlah hati kita sebagai sumber cinta dan perdamaian, agar kita dapat bersatu membantu saudara-saudara kita yang sedang menderita. Amin."
Semoga doa kita menjadi cahaya yang menerangi kegelapan, menjadi titik awal dari perubahan yang kita harapkan, dan menjadi bukti bahwa cinta dan perdamaian selalu memiliki tempat di hati kita semua.
Post a Comment