Hisnindarsyah
Baik kita bicara lagi tentang barotrauma.
Dan efek samping yang sedang dijadikan topik bahasan ' ketidaknyamanan HBOT, apakah karena tekanan? Atau karena healing proses ? Atau karena barotrauma? "
Sebenarnya sudah banyak bahasan saya tentang ini. Dan setelah ini, saya selesai membahas tentang hal ini.
Tentang barotrauma.
Inti penyakit barotrauma merupakan penyakit yang ditimbulkan dari perubahan tekanan karena perubahan lingkungan dari lingkungan yang normal ke lingkungan abnormal. Umumnya terjadi secara mendadak.
Barotrauma merupakan efek samping yang terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk melakukan adptasi/ kesalahan mekanisme tubuh untuk menjawab perubahan kondisi yang mendadak.
Brotrauma ini bisa terjadi pada tekanan berapapun. Terutama pada saat peningkatan tekanan(ascent) maupun penurunan tekanan(descent) yg terjadi secara cepat.
Oleh karena itu maka pada saat mulai terapi oksigen hiperbarik selalu HARUS diawali dengan peningkatan tekanan secara bertahap dengan frekuensi yang diatur.
Dan tidak boleh secara mendadak/ cepat.
Begitu juga saat akan menurunkan tekanan harus dilakukan secara bertahap dan selalu melakukan pemberhentian(rest standing position) pada kedalaman 9, 6, dan 3 meter. Khususnya pada kedalaman 3 meter.
Apabila proses yang dilalui ini tetap menimbulkan rasa yang tidak nyaman, maka kemungkinan penyebab hal ini terjadi oleh karena
1. Teknik valsava atau ekualisasi tidak dilakukan dengan baik dan
2. Terdapat problem di daerah yang terasa nyeri seperti daerah sinus, hidung, telinga, gigi, mata, paru, perut, kulit, dsb.
Apakah barotaruma ini bisa terjadi pada satu kondisi tekanan saja, seperti dikondisi tekanan rendah atau tekanan tinggi?
Barotrauma tidak ada hubungan dengan tekanan yang digunakan tetapi terjadi karena teknik pengoperasian chamber atau terjadi problem yang cukup signifikan didalam organ vital tubuh yang bermasalah.
Apabila menggunakan multiplace chamber dengan tekanan 2,0 keatas pada pasien yang masuk di awal terapi memiliki keluhan nyeri pada telinga, hidung atau mungkin sesak nafas.
Maka peranan dari tender kerjasama dengan operator menjadi signifikan. Tender harus mampu memberikan ketenangan kepada pasien agar tidak panik diawal terapi terutama pada pasien pemula.
Ketika terapi hbo dimulai maka semua pasien sudah harus sudah diberi informasi yang mencukupi/ briefing awal hal apa yang akan dialami apabila terjadi perubahan tekanan dan mereka tidak perlu panik.
Jika merasa hal yang tidak nyaman maka pasien bisa menyampaikan kepada tender, dan tender dapat mengkomunikasikan kepada dokter yg ada di luar chamber atau operator untuk mengatur kecepatan perubahan tekanan.
Jika pada saat terapi hbo pasien mengalami nyeri pada telinga, maka pasien harus melakukan tehnik valsava.
Jika valsava sudah dilakukan dan tetap menimbulkan rasa nyeri tender harus berkomunikasi dengan operator agar pasien tersebut bisa menghentikan terapi. Istilahnya drop out. Dan ini adalah hal yang biasa pada pasien pemula.
Tugas tenaga medis atau tender untuk menjelaskan dan meyakinkan pada pasien bahwa ini adalah proses adaptasi yang dilakukan oleh tubuh ketika menghadapi perubahan tekanan berupa stress karena perubahan lingkungan.
Rasa ketidaknyamanan diawal terapi itu adalah hal yang wajar karena tubuh harus melakukan adaptasi.
Efeknya pun juga bermacam-macam. Termasuk upaya tubuh untuk beradaptasi itupun bermacam macam. Mulai dari nyeri telinga, telinga berdenging bahkan mimisan.
Kembali lagi saya menceritakan pengalaman saya sendiri ketika melakukan terapi oksigen hiperbarik tahun 2006 karena sinusitis dan rinitis alergica.
Pada saat terapi akan mengawali terapi, saya sebagai seorang dokter hiperbarik paham bahwa sinusitis dan rinitis termasuk kontraindikasi relatif. Artinya dalam kondisi seperti ini sebenarnya tidak dibenarkan menggunakan terapi HBO selama saya tidak memahami resikonya.
Namun relativitasnya terletak pada kemampuan kita memahami resiko terapi hiperbarik yang saya alami.
karena saya paham resiko yang saya alami saya sudah siap menghadapi ketidaknyamanan terapi di fase awal. Dan terapi ini saya lakukan di multiplace chamber, tabel kidwall 2,4ATA 2 jam per terapi.
Terapi hbot pertama: kepala terasa pusing/ vertigo, nyeri daerah frontal, nyeri telinga.
Terapi hbot kedua : pusing/ vertigo tetap, nyeri berkurang, tetapi mulai beringus.
Terapi hbot ketiga : pusing dan nyeri berkurang namun keluar mimisan(apakah polipnasi yg terpecah?).
Terapi hbot keempat : pusing berkurang, dan nyeri mulai menghilang, mimisan berganti dengan beringus, telinga berdenging.
Terapi hbot ke lima : pusing/ vertigo, beringus, mimisan, telinga berdenging, nyeri telinga mendadak menghilang semua.
Pada terapi ke enam sampai ke sepuluh tidak ada keluhan sama sekali.
Jadi kalau beringus ,mimisan? Apakah itu barotraumakah? Healing proses kah? Detoksikasikah? Atau adaptasikah?
Jika awal terjadi bisa karena adaptasi proses
Jika terapi ke 3-5 bisa merupakan adaptasi disertai detoksikasi. Walau tidak menutup kemungkinan adanya barotrauma
Jika lebih dari terapi ke 5 masih seperti itu juga, berarti harus dihentikan dulu untuk Rest dan evaluasi.
Ingat, kombinasikan HBOT dengan bedrest. Juga baik jika ditambah suplemen,disesuaikan dengan diagnosis dan kebutuhan.
Jadi intinya jika akan melakukan terapi HBOT, tenaga medis para operator atau tender harus memberikan informasi yang jelas pada pasien dikaitkan dengan diagnosa pada pasien tersebut.
Ketidaknyamanan yang dialami ini bukan karena perbedaan tekanan tinggi atau rendah, tetapi kemampuan tubuh untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan sekaligus bagian dari proses healing pada organ tubuh yg mengalami problem.
Tetap semangat dan jaga kebugaran dengan ber HBOT
Salam senyum ceria dokter GJ 20 April 2022
Ini senyum ceria dokterGeJe yang mumet karena banyak yang berdebat tanpa kusir dan kuda. 😂😂🇮🇩🇮🇩
#dokterGeJeintoksikasidebatGeJe
Post a Comment