Komponen Kesehatan dalam Angkatan Bersenjata memegang peran yang sangat penting dalam mendukung operasi-operasi dan latihan militer, terutama pada penanganan kebutuhan pelayanan kesehatan prajurit di medan tugasnya.
Eksistensi dan peran komunitas Kesehatan TNI AL telah lahir di tengah-tengah perjuangan ALRI dalam mempertahankan kemerdekaan sejak tahun 1945.
Hal ini ditandai dengan diadakannya bagian kesehatan di setiap BKR Laut dan TKR Laut yang telah dibentuk diberbagai tempat di Indonesia.
Para dokter dan perawat yang tergabung dalam jajaran kesehatan di satuan-satuan ALRI bekerja menangani prajurit yang terluka di medan pertempuran dengan segala keterbatasan yang dimilikinya.
Mereka mengikuti pasukan-pasukan ALRI dalam melakukan perang gerilya dan dipindah dari tempat yang satu menuju ke tempat yang lain.
Masa perang kemerdekaan juga mencatat kegigihan perjuangan dan pengabdian personel Kesehatan ALRI dalam berbagai peristiwa sejarah yang heroik.
Jajaran Kesehatan Angkatan Laut bahu membahu mengevakuasi korban pertempuran 10 Nopember 1945 dari Rumah Sakit Karang Menjangan ke Malang di bawah desingan peluru dan amunisi pasukan Inggris.
Pada tahun 1946 para personel Kesehatan ALRI berhasil memasukkan obat-obatan dari Singapura ke pelabuhan Tegal di tengah ketatnya blockade laut Belanda. Di tengah masa yang sulit tersebut anggota kesehatan ALRI berhasil mendirikan rumah sakit darurat di salah satu bekas pabrik di Blitar yang kemudian dinamakan RSAL Mardi Juwarno.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan RI Nomor : A/565/1948, tanggal 9 Oktobar 1948 ditetapkan Korps Kesehatan bersama Korps Pelaut, Mesin, Administrasi dan Korps Komando dalam pengawakan organisasi ALRI.
Penetapan Surat Keputusan tersebut kemudian ditetapkan sebagai HARI KESEHATAN TNI AL.
Kiprah Korps Kesehatan Angkatan Laut semakin besar seiring dengan reorganisasi ALRI dan mengarahkan wawasan kelautan pada jajaran Kesehatan ALRI dengan menetapkan Bintara dan Tamtama perawat di kapal perang sejak tahun 1950.
Dalam perjalanan sejarah Korps kesehatan ikut dalam operasi Jayawijaya dalam rangka merebut Irian Jaya pada tahun 1962.
Post a Comment