Karena banyak yang bertanya tentang perjalanan si Fergusoh dan bagaimana simpton and sign saat mengalaminya.
Agar tidak bingung, panik dan cemas.
Aku coba buat ringkasan menurut pengalaman pribadiku. Yang tentunya berbeda beda.
Tujuannya agar tidak cemas berlebihan. Karena kecemasan akan menurunkan imunitas.
Padahal kita membutuhkan pasukan imun yang berasal dari respon humoral dan interselluer untuk menghadapi si Fergusoh dan bala kurawanya.
Time line ini ditulis tentunya berbeda beda antara satu orang dengan orang yang lain. Tergantung ada tidaknya Comorbid/penyakit penyerta.
Dan ini yang aku alami saat tahun 2020 tanggal 07 maret 2020 sd 24 maret , lanjut 25 maret 2020 sampai 14 April 2020.
Panjangnya waktu karena aku belum paham ttg si fergusoh ini.
1. Pada hari 1 sampai dengan hari ke 3
Biasanya demam, terutama di waktu magrib dan malam .
Juga mulai ada batuk 2 kecil. Yang kita anggap biasa. Padahal itu adalah ' sign' ada respon humoral terhadap benda asing yang mulai menempel/menginfeksi.
Saat demam seperti ini, disarankan minum obat demam, obat Flu. Juga obat batuk disertai Vit B complek dan Vitamin E.
Bisa juga dengan obat herbal/tradisional seperti jahe , lengkuas, kunir. Tapi tidak harus.
Usahakan minum 3-5 lt/hari. Jangan sampai dehidrasi. Jika ada batuk, boleh minum obat batuk.
Dan yang terpenting, ketika fase ini mulai terjadi, LAKUKAN BEDREST TOTAL. Kesalahan fatal yang aku buat adalsh, aku masih melakukan aktifitas, walau sudah ada gejala batuk yang mulai sering. Seharusnya tgl 7 sd 24 aku istirahat. Yang terjadi, aku masih beraktifitas seperti biasa. Ini tidak boleh dilakukan.
2. Pada hari ke 4 sampai hari ke 6
Muncul gejala anosmia, tidak bisa mencium bau, meski banyak juga yang tetap normal. Mulai penurunan nafsu makan, mual, kurang semangat. Melihat makanan pun mulai tidak selera.
HARUS DIPAKSA. INTAKE MAKANAN HARUS CUKUP. Memang perlu j perjuangan. Apapum yang terjadi harus tetep makan dan minum yg cukup.
Saat itu aku mengkonsumsi susu apa saja asal bukan ASI 🤣 kecuali bayi, pepaya dan roti margarine bergula pasir( glukosa, untuk energi). Sedikit sedikit tapi sering. Itu clue nya.
Tapi sayangnya, aku tetap akrivitas seperti biasa meski terbatas di ruanganku.
3. Pada hari ke 6 dan hari ke 7
Biasanya badan terasa lemas, karena saat itu tubuh sedang menproses antibodi. Dan aku terkapar juga.
Saat iti, usahakan makan minum yang cukup.
Untuk hidung ,aku biasa memakai minyak kayu putih. Tapi ini bukan keharusan. Bebas saja.
4. Pada hari ke 8 mulai agak segar meski kadang anosmia masih ada. Biasanya batuk sudah mulai berkurang. Demam sudah mulai hilang.
Tapi aku masih anosmia ringan, dengan batuk ringan.
5. Pada hari ke 9, bisa dicoba untuk swab antigen. Bisa positip , bisa negatif. Jika masih positip, harus dicrosscheck dengan gejala klinis dan rapid IgG antibodi. Kalau gejala klinis sudah berkurang, IgG reaktif, maka kemungkinan itu bangkai virus.
Tapi untuk kewaspadaan, tetapi harus dilanjut isolasi mandirinya.
6. Pada hari 10 sampai 14 , biasanya sudah tahap pemulihan. Gejala klinis sedikit demi sedikit membaik, anosmia menghilang, batuk,demam tidak ada lagi.
Bisa swap antigen dan Rapid IgG antibodi.
Boleh juga untuk memastikan virus jenis apa, dengan PCR test.
7. Setelah clear, dinyatakan negatif, bukan berarti bisa bebas beraktivitas spt biasa. HARUS TETAP DILANJUTKAN BED REST setidaknya 10 sd 14 hari.
Kalau tidak , bersiap menghadapi serangan kedua seperti diriku.
Reinfeksi lagi akhir Juni 2020 sd Juli 2020. Karena terlalu senang saat bulan April dinyatakan sembuh. Langsung masuk perseneling 4, Jozzz kerja.
Demikian kira kira tahapan si fergusoh yang pernah kualami.
Dan tentunya tidak sama antara satu dengan yang lain.
Tetap terus taat PROKES 3M, 5M dan 6M
Ayo Vaksin, jangan takut
Di tanah perdikan Jumat Barokah 16.07.2021
Dokter GeJe yang DoktorGePe
#DokterGeJe
#GaJelas
#DoktorGePe
#GaPenting
#HBOTjanganmenyerah
#YBSI
#YayasanBangunSehatIndonesia
#BerbagidengancintaYBSI
Post a Comment