Ada dua hari spesial yang kuikuti ditahun ini . Hari Santri Nasional 22 oktober dan Hari Dokter Indonesia 24 oktober 2020.
Apakah karena aku dokter , lalu aku memperingatinya? Atau karena merasa ' ikut ikutan' jadi santri, lalu aku menspesialkan Hari Santri Nasional di tahun ini?Aku jawab bukan hanya karena itu.
Semua itu karena di tahun ini, ada hal istimewa buatku. Yang di mulai tahun ini, di Bumi Gurindam Dua belas, Tanjung Pinang.
Apa yang spesial tahun ini di Negeri Gurindam duabelas ini?
Mulai terelisasinya sebuah mimpi.
Mimpi yang mungkin dianggap "sok" ideal. Yang bagi orang tertentu, tidak masuk akal. Karena memang, akalku hanya sejengkal dan sedepa paling panjang. Sehingga pikiranku sangat simple, tidak muluk muluk dan sederhana.
Sesederhana adik kelasku di Fakuktas Kedokteran Universitas Hasanuddin angkatan tahun 1989. Yang biasa aku panggil pak haji saat mahasiswa dulu.
Mengapa aku panggil pak haji? Karena dimasa tahun 1990 aku masih dalam jaman jahiliyah. Dengan segala perilaku jahil yang aku punya. Sedangkan adik kelasku itu , justru menunaikan ibadah haji di tahun 1991. Luarbiasa.
Dia adalah dokter HM Syamsu Rizal. Asli Jawatimur. Berumah di Sidoarjo. Dan sama sama merantau denganku di Makassar .
Kami bersama di HIMAJATI: Himpunan mahasiswa Jawa Timur di Makassar. Hanya bedanya, dia pengurus aktif, aku pengurus ala kadarnya. Sebatas beli kalender , dan bantu kamar perantau Jatim.
Dia aktif mengisi mimbar sholat Jumat sejak mahasiswa. Bersama denganku, membuat organisasi MPM : Mahasiswa Pencinta Musholla, cikal bakal gerakan halaqoh di Kampus . Hanya dia , pengurus aktif di dalam pengajian, sedangkan aku lebih aktif dan rajin berjualan. Mulai buka warung padang di pinggiran jalan Andi Pettarani Makassar, mengambil telur di Sidrap lalu di jual ke hotel hotel di Makassar. Hingga jualan unit komputer ke sekolah kejuruan. Di masa itu, komputer masih jadi barang top dan hebat. Dan aku jadi distributornya. Jualan dunia, itulah kerjaku. Jualan untuk akhirat, itulah kerja adikku dokter HM. Syamsu Rizal.
Sedari dulu di HMI, dia paling aktif mempelopori baksos dan khitanan. Jadi bukan hal baru, jika saat aku bertemu kembali. Dia masih tetaplah seperti figur yang sama. Berhobby baksos , khitanan dan tidak 'jaim'. Walau pernah jadi direktur di RSU Natuna Utara. Dan Calon Terpilih Direktur RSUP Ahmad Thaib Tanjung Pinang.
Duapuluh lima tahun kemudian, tanggal 17 juli 2020, dengan santai dia datang berkunjung ke poli ku di RSAL Midianto Tanjung Pinang.
Tanpa basa basi, karena sebelumnya, kita sudah saling berhandpone ria, dia langsung menyampaikan padaku. Tentang kegiatan baksos khitannya. Juga berkeliling untuk dhuafa yang tidak mampu.
Dan masih seperti dulu, tidak goyah, dia tetap berhikmah di Nadhdatul Ulama( NU).
Dia adalah salah satu pengurus wilayah NU di tingkat provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
" Mas, aku dibantu pasukanmu yo, keliling jariah, lek onok khitanan dan baksos di wilayah Tanjung pinang dan Batam dan merintis Klinik Tanpa Kasir (mas, saya dibantu pasukan tim medis maksudnya, kalau ada baksos dan khitanan dan merintis klinik tanpa kasir) ", katanya sambil bercanda di RM Padang dekat pantai sebelum dia kembali ke batam.
Tentu aku tidak akan menolak. Aku iyakan dengan penuh semangat.
Saat turun dari mobil, akan ke penyebrangan dari Tanjung Pinang ke Batam, dia kembali bilang " Mas, sungguh, bantu aku merealisasikan klinik tanpa kasir itu ya mas. Itu mimpiku bertahun tahun, yang belum bisa terwujud. Jika kita berpatner, dengan ijin Alloh, pasti klinik itu bisa terwujud". Aku pun menanggapiku dengan santai tapi penuh semangat . SIAP Pak Haji. Itu kata kataku.
Tiba tiba tanggal 31 Juli 2020, hpku berdering" Mas, yo opo kabare. Sehat sehat yo...aku lagi dapat hadiah dari Alloh. Swab ku positip. Setelah ibunda dan adekku wafat, ternyata aku terpapar juga. Tapi insya Alloh aku sehat. Cuma aku kepikiran baksos dan khitanan orang orang itu , banyak mas. Belum bisa aku penuhi. Nanti kalau diperlukan, mas bantu aku ya..soalnya banyak yang perlu dibantu kondisi Covid19 seperti ini..masyarakat dan dulur2 NU mas ".
Dokter Haji Syamsu Rizal ,menyampaikan itu dengan penuh semangat , tawa dan ceria. Seperti tidak terjadi apa apa yang serius pada dirinya. Padahal ibunda dan adik beliau baru saja wafat dengan Covid19.
Karena aku sudah pernah terserempet Covid 19 ini, aku pun menjawab siap menunggu dan melaksanakan perintah. Meskipun aku tetap menasihati dia agar berhati hati dan harus ikuti saranku , yang sudah lebih dulu terpapar.
Setelah itu, tenang , diam tak terdengar kabar.
Dan tanggal 5 agustus 2020 kita masih Wa.
Hingga tanggal 8 agustus , aku mendapat kabar berita jam 9 pagi dari istri beliau, bu rori syamsu rijal bahwa, dr syamsu rijal masuk icu, pasang ventilator, dalam kondisi kesadaran menurun.
Ya Alloh...sedih dan prihatin yang mendalam. Hanya doa yang terkirimkan.
Dan tanggal 5 Agustus 2020 kabar duka pun tersiar.
Aku di beri kabar, bahwa adindaku Dr HM Syamsu rizal gugur karena Covid19. Innalillahi wainnaillaihi rojiun.
Beliau sudah wafat. Tapi spirit dan semangatnya tidak pernah padam. Bahkan menjadi obor penyemangat kami semua warga Nadhiyyin dan simpatisan yang hormat pada ulama di Tanjung Pinang, semakin kuat , solid dan teguh.
Dengan semangat ketulusan dan keikhlasan, amanah beliau, aku sampaikan pada ketua PC NU tanjung pinang Pak Dr HM Jesram , wakil ketua Ustadz Fadoli Farhan serta para sesepuh dsn kiyai serta pengurus.
Dan dengan barokah karunia Alloh SWT, maka NU Tanjung pinang mendapat hibah tanah yang cukup luas , untuk mendirikan Graha NU Tanjung Pinang, termasuk Klinik Tanpa Kasir NU Tanjung Pinang.
Di Hari Santri Nasional 22 oktober 2020, di daerah sekitar batu X dekat lapangan udara RHF, di pagi yang tanpa panas yang menyengat , dilakukan peletakan batu pertama oleh Gubernur yang diwakili Sahli, walikota Tanjung Pinang, Ketua PC NU Tanjung Pinang dan TNI AL di Tanjung Pinang. Dalam hal ini adalah Lantamal IV dan RSAL Midianto S Tanjung Pinang. Yang nantinya akan menjadi support tim medis untuk Klinik Tanpa Kasir NU Tanjung Pinang. Sedangkan tim Lantamal IV diharapkan membantu saran terhadap pembangunan Graha NU Tanjung Pinang.
Lalu apa yang dimaksud Klinik Tanpa Kasir?
Karena administrasi pengelolaannya, tidak perlu membayar dengan uang. Tapi dengan doa. Siapa saja boleh berobat. Baik yang mampu secara finansial ataupun yang tidak mampu secara ekonomi.
Tidak terbatas warga NU, tidak ditanya agama apa, suku mana, aliran dan kelompok agamanya apa. Mau maling, preman atau pejabat. Silahkan saja berobat di klinik tanpa kasir NU Tanjung Pinang, nantinya.
Prinsipnya, jika kita tidak memberi , ya kita menerima. Jika berobat, merasa nyaman, dan ingin jariah, tinggal isi kotak amal. Jika tidak ada rizki, silahkan konsultasi dan berobat gratis. Tapi tetap membayar. Berupa doa dan alfatihah pada almarhum dr HM Syamsurizal.
Inilah prinsip dr HM Syamsu Rizal yang sesuai dengan tuntunan guruku Romo Guru Luthfi Mahad Tebe:
Menomorsatukan Alloh, jujur dan ikhlas.
Ini awalnya sebuah mimpi.
Tapi, bata telah terpasang, Gerai telah dibuka. Dengan ridho Alloh Ta'ala , semoga pembangunan graha NU Tanjung Pinang dan Klinik Tanpa Kasir Dr HM Syamsu rizal, segera terwujud.
Aamin Allohumma Amiin.
Selamat Hari Santri Nasional 2020
Selamat Hari Dokter Indonesia ke 70
Bumi Penyengat nan damai, 24.10.2020
Dokterblankonputih
Hisnindarsyah
Post a Comment