Aku bermuhasabah diri. Instrospeksi istilah kerennya. Ternyata, aku baru tersadar. Ada tiga penyakit utama yang melekat erat dalam tubuhku.
Penyakit apa itu? Itulah yang disebut penyakit Kudis, Kurap dan Kutil. Dan itu semua disebabkan karena kuman.Yah , itulah penyakit kronis dalam tubuhku. Yang aku ditemukan, sebagai hasil diagnosa dari Allohuyarham KH. Zainuddin MZ.
Apakah itu penyakit kudis yang aku derita? Yaitu Kudis: Kurang disiplin. Sedih melihat diri sendiri, yang sangat jarang patuh pada aturan berperilaku. Aku mudah termakan iklan, sehingga jadi pribadi yang hobbynya " jor jor an". Konsumtif dan materialistik. Karena di era milenial, semua serba mudah dan gampang.
Ajakan di medsos untuk " belilah", " pakailah", " Makanlah", "minumlah". Belum lagi rayuan ekstrim seperti "murah/discount/sale 70 persen", " beli satu dapat tiga", " kumpul kupon belanja, tukar vocher 50 ribu rupiah". Sungguh, mudah sekali membuatku tergiur.
Apalagi, bekal " kartu utang", di dompet beraneka ragam. Sehingga cukup " sekali gesek", aneka barang itupun, berpindah ketanganku. Dan ujung ujungnya mala petakapun terjadi. Ketika bulan berjalan di depan, datang.
Tagihan membengkak, pemasukan pas pasan bahkan nihil . Inilah yang disebut lebih besar pasak daripada tiang. Malang tak dapat ditolak. Debt Colector pun bertindak. Serbuan tagihan, menyerang tanpa ampun. Bertubi tubi.
Akhirnya, stress, mumet, pusing. Jadi sakit jiwa. Depresi. Akibat tidak berdispilin, mengendalikan syahwat dunia, yang hanya permainan sementara belaka. Itulah aku. Bukan siapa siapa. Padahal sakit 'kudis' ini bisa dihindari. Bagaimana caranya? Dengan membersihkan diri. Mensucikan diri. Hingga kotoran terakhir. Melalui apa? Melalui jariah.
Yah, dengan amal jariah, maka kita dapat dengan tenang menabung untuk akhirat. Melalui jariah, perniagaan sehat dan tak pernah rugi. Sehingga wabah penyakit kudis pun bisa dihindari. Parahnya lagi, aku lebih takut pada bos dan atasan, daripada takut pada Tuhan. Sehingga aturan manusia lebih aku pedulikan. Aturan Tuhan ,aku acuhkan.
Padahal semestinya, aku selaraskan aturan manusia dengan aturan Tuhan. Sehingga aku, lebih sering menjadi pribadi yang alim dan taat pada manusia, tapi dzhalim dihadapan Tuhan.
Padahal sesungguhnya, aku bisa menyelaraskan rasa loyalku pada pimpinan dengan amanahku sebagai Khalifah dihadapan Tuhan. " Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin“
Ya Allah, kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi."
Sungguh ,akulah orang yang merugi karena kedholimanku pada diriku sendiri, karena tidak patuh, tidak berdispilin pada aturan Tuhan.
Berikutnya, penyakitku adalah kurap: kurang rapih. Aku ini orang yang kurang rapih managemennya dan " amburadul" birokrasinya. Aku bisa membangun usaha, tapi tidak bisa menata managemennya.
Aku bisa membantu pembangunan masjid, musholla, lembaga pendidikan. Tapi setelah dibangun, lalu dibiarkan saja. Tidak " memakmurkannya", meramaikannya. Tidak menjadikan masjid sebagai pusat dakwah. Sekaligus pengembangan adab,etika, perilaku,apalagi pemanfaatan kotak amal, misalnya. Seharusnya untuk pengembangan ekonomi umat. Agar umat tidak terjerat riba dan rentenir.
Seharusnya kotak amal bisa menjadi amunisi untuk mengembangkan ekonomi umat. Karena, sekali lagi, jariah adalah obat dari segala penyakit. Termasuk Covid19, yang sedang mewabah.
Andainya aku dan teman teman seperti aku, sadar bahaya penyakit kurap ini, maka wabah apapun termasuk Covid19, akan segera teratasi. Karena kita membangun sistem management perilaku diri yang BERSIH dan RAPI.
Dan yang terakhir, aku berpenyakit Kutil. Kurang teliti. Terbiasa hedonis. Gaya hidup mall. Sehingga gampang heran, muda kagum. Gampang terperangah, melihat segala yang serba nge" have" dan " wah". Senang melihat 'bungkus', tanpa melihat isi.Padahal di era milenial ini, pencitraan merupakan bagian strategi penting menarik fans dan follower.
Sedangkan aku dan 'mungkin' kita, gampang diprovokasi, sulit diikat. Tapi mudah tersulut dan terbakar, akibatketidak telitian dan enggan ber 'tabbayun': mengklarifikasi. Akibatnya mudah diprovokasi dan diadu domba.
Dan Semua itu tidak akan terjadi, jika kuman: kurang iman,segera dibasmi. Caranya? Dengan menjaga hati , senantiasa berpegang pada tali Alloh Ta'ala. Dan bersikap Jujur pada diri sendiri.Semoga renungan sepertiga malam di hamparan sajadah taubah, akan menyembuhkan segala penyakit hati, pikiran dan perilakuku.
Allahumma sholli sholaatan kaamilatan Wa sallim salaaman taaman 'ala sayyidinaa Muhammadin Alladzi tanhallu bihil' uqadu, wa tanfariju bihil kurabu, wa tuqdhaa bihil hawaa'iju Wa tunaalu bihir raghaa'ibu wa husnul kari khawaatimi wa yustasqal 'ala ghamua aalihatimi wa yustasqal' wa shahbihi 'adada kulli ma'luumin laka
“Ya Allah, berikanlah shalawat yang sempurna dan salam yang sempurna kepada Baginda Kami Muhammad yang terlepas dari ikatan (kesusahan) dan dibebaskan dari kesulitan. Dan dengannya pula ditunaikan hajat dan keinginan segala keinginan dan kematian yang baik, dan memberi siraman (kebahagiaan) kepada orang yang sedih dengan wajah yang mulia, dan kepada keluarga, para shahabatnya, dengan seluruh ilmu yang memiliki hak.
Senin 14.09.2020. Jam 02.00.
#terusberjuanglawanCovid19
Perang terbesar adalah menghadapi/mengendalikan hawa nafsu diri sendiri, bravo ndan hisnin..🙏🙏👍
ReplyDeletesiaap bravo (admin)
DeleteBarakAllahuFiikum Dokter Hisnindarsyah, JazakAllah khair atas ilmunya, Siap betul sekali ijin dokter, kudis kurap kutil dan juga yang tak kalah penting dan kadang sulit dilihat adalah kusam (kurang sabar dan mawasdiri) 🙏 semoga kita dapat menjadi insan yang selalu ber muhasabah dan semakin baik kedepannya njih Dokter. mohon ijin share njih Dokter, Salam hormat kami🙏
ReplyDeleteMonggo silahkan trimkasih mampir dan komentnya jazakumulloh ahsanal jaza
DeleteMembuat saya merenung dan bersyukur akan nikmat Allah yang tercurah setiap saat. Terima kasih, dokter.
ReplyDeletesama-sama selalu bersyukur atas nikmat Allah swt ( admin)
DeleteBagus sekali, populer, mudah dipahami, ringan, bisa diterapkan okeh siapa saja. Bahasa milenial memang diperlukan, utk meneruskan pesan. Dari bapak Soewarno Djarum foundation
ReplyDelete☝🏻Subhanallah.
ReplyDeleteTulisan yg sangat menarik buat kita semua. Banyak hikmah yg bisa dipetik. Teruslah berkarya, utk mengedukasi semua.
InsyaAllah berkah & jadi amal buat Admiral & kel.👍👍🙏Dari dr Mardisyaf Ramli SpTHT- bekasi..dimasukkan di blog ya
Terimakasih share ilmunya pak Dokter🙏👍👍barokallah
ReplyDeletesama-sama
DeleteAda kebingungan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, ketakutan, lilitan utang, dan merasa diintimidasi orang lain. Hal yang sama juga dirasakan Abu Umamah, salah seorang sahabat dari Anshar.
ReplyDeleteDia duduk termenung di masjid di luar waktu shalat dengan tatapan mata yang kosong jauh menerawang. Kemudian, tidak beberapa lama, Rasulullah SAW masuk ke dalam masjid dan menghampiri Abu Umamah.
Rasulullah bertanya, "Wahai Abu Umamah, aku melihatmu duduk di masjid di luar waktu shalat, apa yang terjadi denganmu?" Abu Umamah menjawab, "Ya Rasulullah, saat ini aku dalam kesulitan membayar utang."
Rasulullah berkata, "Aku akan mengajarkanmu beberapa perkataan positif, jika engkau mengucapkannya, mudah-mudahan Allah SWT akan menghilangkan segala kesulitanmu dan melunasi utang-utangmu. Bacalah doa ini pada pagi dan sore hari."
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Kemudian, Rasulullah SAW melafazkan doa, "Allahumma inni a'udzu bika minal hammi wal hazani wa a'udzu bika minal 'ajzi wal kasali wa a'udzu bika minal jubni wal bukhli wa a'udzu bika min ghalabatid daini waqahrir rijal."
(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia).
Menurut pengakuan Abu Umamah RA, setelah ia mengamalkan dan membaca doa yang diajarkan Nabi tersebut, Allah menghilangkan kebingungan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, ketakutan, dan utang-utangnya dapat dilunasi. (HR Abu Daud).
Di samping mengamalkan dan membaca doa yang diajarkan Rasulullah SAW ini, ketika seseorang diterpa banyak masalah, dirundung kegundahan, dan impitan hidup, Rasulullah SAW juga mengajarkan dzikir:
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
"Hasbunallah wani'mal-wakil, ni'mal-mawla, wani'man-nashir." (Cukuplah Allah tempat berserah diri bagi kami, sebaik-baik pelindung kami, dan sebaik-baik penolong kami).
Sebagaimana terdapat dalam hadits bahwa ketika seseorang datang menghampiri Nabi lalu berkata, "Rasulullah, sesungguhnya orang-orang non-Muslim telah mengumpulkan pasukan untuk menyerangmu, maka takutlah kepada mereka. Kemudian, Nabi SAW mengucapkan, 'Hasbunallah wani'mal-wakil.'"
Setelah kejadian ini, Allah menurunkan surah Ali Imran (3) ayat 173:
اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًا ۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ
"Ketika seseorang berkata kepada Rasulullah, orang-orang Quraisy telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka, ternyata ucapan itu justru menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, 'Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.'" (HR Bukhari).
Oleh karenanya, seorang Muslim dianjurkan selalu melibatkan Allah dalam mengatasi kegundahan hidup yang dihadapi. Bukankah Allah menjanjikan:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS asy-Syarh [94]: 5-6)
Benar sekali, setelah kesulitan ada kemudahan (admin)
DeleteWehhh. Aritikel yg kekinian, jaman now, komunikatif, konten religius. Ditulis oleh seorang pejuang kesehatan, militer yg humanis, aktivis yang Nyeni...
ReplyDeleteterima kasih ( admin)
DeleteTabarakallah....Ajib Full Ndan Dok..Aamiin...
ReplyDeleteiya Tabarakallahu terima kasih (admin)
DeletePost a Comment